Senin, 28 Maret 2011

Manusia Dan Penderitaan Jilid 2


          Untuk mengobati hati yang mengalami penderitaan, sebelumnya perlu diketahui tanda- tanda hati yang sedang gelisah (hati yang sakit). Penyebab penderitaan juga macam-macam. Ia datang kepada kita dalam bentuk sakit, gagal dalam usaha, diperlakukan secara tidak adil, mengalami duka cita karena kematian orang yang kita kasihi, musibah seperti bencana alam. Singkatnya ada banyak penyebab penderitaan. Apa pun penyebabnya, penderitaan selalu ada. Ia seperti bayang-bayang yang selalu menyertai hidup.

          Hal lain yang menimbulkan penderitaan terhadap seseorang adalah merasakan suatu keinginan atau dorongan yang tidak dapat diterima atau menimbulkan keresahan, gelisah, atau derita. Maka ia pun berusaha menjauhkan diri dari lingkup kesadaran atau perasaannya. Akhirnya, keinginan atau dorongan itu tertahan dalam alam bawah sadar. Namun, sering orang itu mengekspresikan keinginan atau dorongan itu secara tidak sadar atau dengan ucapan yang keliru. Sehingga orang tersebut dapat dikatakan mengalami depresi.


          Apabila manusia melalaikan salah satu darinya, atau kurang sungguh-sungguh menghadapinya padahal manusia itu sendiri sudah mengetahui apa saja penyebab dari penderitaan yang telah dialaminya, maka akibatnya manusia akan menderita. Bila manusia itu sudah berkeluarga, maka penderitaan juga dialami oleh keluarganya bahkan sampai anak cucunya nanti. Penderitaan semacam itu terjadi tidak lain tidak bukan adalah karena kesalahannya sendiri. Oleh karena itu, hindarilah daripada penyebab-penyebab terjadinya pendiritaan dalam diri.

          Obat agar penderitaan hilang dari diri manusia, atau setidaknya dapat meringankan penderitaan yang dialaminya di antaranya adalah melakukan kepasrahan. Kepasrahan karena yakin bahwa kekuasaan Tuhan memang jauh lebih besar dari dirinya, akan membuat manusia merasakan dirinya kecil dan menerima takdir. Dalam kepasrahan demikianlah akan diperoleh suatu kedamaian dalam hatinya, sehingga secara berangsur akan berkurang penderitaan yang dialaminya. Juga selalu memiliki jiwa bersyukur dan menerima segalanya bahwa Tuhan tidak memberikan cobaan yang lebih berat dari batas kemampuan seorang manusia atau hambanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar