A. Generalisasi
(Wikipedia, 2013 : 1)
(Wikipedia, 2013 : 1)
Generalisasi adalah proses penalaran yang bertolak dari
fenomena individual menuju kesimpulan umum.
Contoh:
• Tamara
Bleszynski adalah bintang iklan, dan ia berparas cantik.
• Nia
Ramadhani adalah bintang iklan, dan ia berparas cantik.
Generalisasi: Semua bintang sinetron berparas cantik.
Pernyataan "semua bintang sinetron berparas
cantik" hanya memiliki kebenaran probabilitas karena belum pernah
diselidiki kebenarannya.
Contoh kesalahannya:
Omas juga bintang iklan, tetapi tidak berparas cantik.
Macam-macam generalisasi
Generalisasi sempurna adalah generalisasi dimana seluruh fenomena yang menjadi
dasar penyimpulan diselidiki. Contoh:
sensus penduduk
Generalisasi tidak sempurna adalah generalisasi dimana kesimpulan diambil dari sebagian
fenomena yang diselidiki diterapkan juga untuk semua fenomena yang belum
diselidiki.
Contoh:
Hampir seluruh pria dewasa di Indonesia senang memakai celana pantalon.
Prosedur pengujian generalisasi tidak sempurna. Generalisasi yang tidak sempurna juga dapat menghasilkan
kebenaran apabila melalui prosedur pengujian yang benar.
Prosedur pengujian atas generalisasi tersebut adalah:
1. Jumlah
sampel yang diteliti terwakili.
2. Sampel
harus bervariasi.
3. Mempertimbangkan
hal-hal yang menyimpang dari fenomena umum/ tidak umum.
B. HIpotesa dan Teori
(Wikipedia, 2013 : 1)
C. Analogi
B. HIpotesa dan Teori
(Wikipedia, 2013 : 1)
Hipotesis ini merupakan suatu jenis proposisi yang dirumuskan sebagai jawaban tentatif atas suatu masalah dan kemudian diuji secara empiris. Sebagai suatu jenis proposisi, umumnya hipotesis menyatakan hubungan antara dua atau lebih variabel yang di dalamnya pernyataan-pernyataan hubungan tersebut telah diformulasikan dalam kerangka teoritis. Hipotesis ini, diturunkan, atau bersumber dari teori dan tinjauan literatur yang berhubungan dengan masalah yang akan diteliti. Pernyataan hubungan antara variabel,
sebagaimana dirumuskan dalam hipotesis, merupakan hanya merupakan
dugaan sementara atas suatu masalah yang didasarkan pada hubungan yang
telah dijelaskan dalam kerangka teori yang digunakan untuk menjelaskan
masalah penelitian. Sebab, teori
yang tepat akan menghasilkan hipotesis yang tepat untuk digunakan
sebagai jawaban sementara atas masalah yang diteliti atau dipelajari
dalam penelitian. Dalam penelitian kuantitatif peneliti menguji suatu teori. Untuk meguji teori tersebut, peneliti menguji hipotesis yang diturunkan dari teori.
Agar teori yang digunakan sebagai dasar penyusunan hipotesis dapat
diamati dan diukur dalam kenyataan sebenarnya, teori tersebut harus
dijabarkan ke dalam bentuk yang nyata yang dapat diamati dan diukur. Cara yang umum digunakan ialah melalui proses operasionalisasi,
yaitu menurunkan tingkat keabstrakan suatu teori menjadi tingkat yang
lebih konkret yang menunjuk fenomena empiris atau ke dalam bentuk proposisi yang dapat diamati atau dapat diukur. Proposisi yang dapat diukur atau diamati adalah proposisi yang menyatakan hubungan antar-variabel. Proposisi seperti inilah yang disebut sebagai hipotesis.
Jika teori merupakan pernyataan yang menunjukkan hubungan antar-konsep
(pada tingkat abstrak atau teoritis), hipotesis merupakan pernyataan
yang menunjukkan hubungan antar-variabel (dalam tingkat yang konkret
atau empiris).
Hipotesis menghubungkan teori dengan realitas sehingga melalui
hipotesis dimungkinkan dilakukan pengujian atas teori dan bahkan
membantu pelaksanaan pengumpulan data yang diperlukan untuk menjawab
permasalahan penelitian.
Oleh sebab itu, hipotesis sering disebut sebagai pernyataan tentang
teori dalam bentuk yang dapat diuji (statement of theory in testable
form), atau kadang-kadanag hipotesis didefinisikan sebagai pernyataan
tentatif tentang realitas (tentative statements about reality).
Oleh karena teori berhubungan dengan hipotesis, merumuskan hipotesis
akan sulit jika tidak memiliki kerangka teori yang menjelaskan fenomena
yang diteliti, tidak mengembangkan proposisi yang tegas tentang masalah
penelitian, atau tidak memiliki kemampuan untuk menggunakan teori yang
ada.
Kemudian, karena dasar penyusunan hipotesis yang reliabel dan dapat
diuji adalah teori, tingkat ketepatan hipotesis dalam menduga,
menjelaskan, memprediksi suatu fenomena atau peristiwa atau hubungan
antara fenomena yang ditentukan oleh tingkat ketepatan atau kebenaran
teori yang digunakan dan yang disusun dalam kerangka teoritis. Jadi, sumber hipotesis adalah teori sebagaimana disusun dalam kerangka teoritis. Karena itu, baik-buruknya suatu hipotesis bergantung pada keadaan relatif dari teori penelitian mengenai suatu fenomena sosial disebut hipotesis penelitian atau hipotesis kerja. Dengan kata lain, meskipun lebih sering terjadi bahwa penelitian berlangsung dari teori ke hipotesis (penelitian deduktif), kadang-kadang sebaliknya yang terjadi.
Contoh:
Nina adalah lulusan
akademi A.
Nina dapat menjalankan tugasnya
dengan baik.
Ali adalah lulusan akademi A.
Oleh sebab itu, Ali dapat menjalankan
tugasnya dengan baik.
Tujuan penalaran secara analogi adalah sebagai
berikut :
1) Analogi
dilakukan untuk meramalkan kesamaan.
2) Analogi
digunakan untuk menyiapkan kekeliaruan.
3) Analogi
digunakan untuk menyusun klasifikasi.
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, E. Zaenal dan
S. Amran Tasai. 2009. Cermat Berbahasa
Indonesia untuk Perguruan Tinggi. Jakarta: Akademika Pressindo.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar