A. Pengertian dan Konsep
Pendapatan
Pendapatan
adalah penghasilan yang timbul dari aktivitas perusahaan yang biasa
dikenal atau disebut penjualan, penghasilan jasa (fees), bunga, dividen, royalti
dan sewa.
Secara
garis besar konsep pendapatan
dapat ditinjau dua segi, yaitu :
1. Menurut ilmu ekonomi
Pendapatan menurut ilmu ekonomi merupakan nilai maksimum yang dapat dikonsumsi
oleh seseorang dalam suatu periode
dengan mengharapkan keadaan yang
sama pada akhir periode seperti keadaan semula. Pengertian tersebut
menitikberatkan pada total kuantitatif pengeluaran terhadap konsumsi selama
satu periode. Dengan kata lain, pendapatan adalah jumlah harta kekayaan awal
periode ditambah keseluruhan hasil yang diperoleh selama satu periode, bukan
hanya yang dikonsumsi. Definisi pendapatan menurut ilmu ekonomi menutup
kemungkinan perubahan lebih dari total
harta kekayaan badan usaha pada awal periode, dan menekankan
pada jumlah nilai statis pada akhir periode. Secara garis besar pendapatan adalah jumlah harta kekayaan
awal periode ditambah perubahan penilaian yang bukan diakibatkan perubahan
modal dan hutang.
2. Menurut ilmu akuntansi
Banyak konsep pendapatan didifinisikan dari
berbagai literatur akuntansi dan teori akuntansi. Namun pada dasarnya konsep
pendapatan dapat ditelusuri dari dua sudut pandang, yaitu :
Ø Pandangan yang menekankan pada pertumbuhan
atau peningkatan jumlah aktiva yang timbul sebagai hasil dari kegiatan
operasional perusahaan pendekatan yang memusatkan perhatian kepada arus masuk atau inflow.
Menurut SFAC (Statement of Financial Accounting Concepts) No. 6 dalam
Kieso (2002 : 3) “Revenue are inflows or other enchancements of assets of an
entity or settlements of its liabilities (a combination ofboth) from delivering
of producing goods, rendering services, or carrying out other activities that
constitute the entity’s on going major on central operations”.
Ø Pandangan yang menekankan kepada penciptaan
barang dan jasa oleh perusahaan serta penyerahan barang dan jasa atau outflow. Dalam PSAK nomor 23 paragraf 06
Ikatan Akuntan Indonesia (2004, 23.2) menyatakan bahwa “Pendapatan adalah arus
kas masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas normal
perusahaan selama satu periode bila arus masuk itu mengakibatkan kenaikan ekuitas
yang tidak berasal dari kontribusi penanaman modal.”
B. Metode Perhitungan Pendapatan Nasional
Pendapatan
negara dapat dihitung dengan tiga pendekatan, yaitu:
Ø Pendekatan
pendapatan, dengan cara menjumlahkan seluruh pendapatan (upah, sewa, bunga, dan
laba) yang diterima rumah tangga konsumsi dalam suatu negara selama satu
periode tertentu sebagai imbalan atas faktor-faktor produksi yang diberikan
kepada perusahaan.
Ø Pendekatan
produksi, dengan cara menjumlahkan nilai seluruh produk yang dihasilkan suatu
negara dari bidang industri, agraris, ekstraktif, jasa,
dan niagaselama satu
periode tertentu. Nilai produk yang dihitung dengan pendekatan ini adalah
nilai jasa dan barang jadi (bukan bahan mentah
atau barang setengah jadi).
Ø Pendekatan
pengeluaran, dengan cara menghitung jumlah seluruh pengeluaran untuk membeli
barang dan jasa yang diproduksi dalam suatu negara selama satu periode
tertentu. Perhitungan dengan pendekatan ini dilakukan dengan menghitung
pengeluaran yang dilakukan oleh empat pelaku kegiatan ekonomi negara, yaitu:
Rumah tangga (Consumption),
pemerintah (Government),
pengeluaran investasi (Investment),
dan selisih antara nilai ekspor dikurangi impor ( X - M ).
C. Masalah dan Keterbatasan PDB
Masalah mendasar dalam perhitungan PDB adalah tidak diperhatikannya dimensi nonmaterial. Sebab PDB hanya menghitung output yang dianggap memenuhi kebutuhan fisik/ materi yang dapat diukur dengan nilai uang. Sedangkan output yang tidak terukur dengan uang, misalnya ketenangan batin yang diperoleh dengan menyandarkan hidup pada norma-norma agama/spiritual tidak dihitung. Sebab, dalam kenyataannya kebahagiaan tidak hanya ditentukan oleh tingkat kemakmuran, tetapi juga ketenangan batin. Jadi kita tidak bisa serta merta mengatakan bahwa kesejahteraan sosial di negara-negara kaya(Amerika Serikat dan Jepang) adalah jauh lebih baik dibanding di negara-negara miskin (misal Bhutan dan Nepal). Karena, tingkat kejahatan dan tingkat bunuh diri di negara-negara kaya tersebut lebih tinggi di banding negara-negara miskin.
C. Masalah dan Keterbatasan PDB
Masalah mendasar dalam perhitungan PDB adalah tidak diperhatikannya dimensi nonmaterial. Sebab PDB hanya menghitung output yang dianggap memenuhi kebutuhan fisik/ materi yang dapat diukur dengan nilai uang. Sedangkan output yang tidak terukur dengan uang, misalnya ketenangan batin yang diperoleh dengan menyandarkan hidup pada norma-norma agama/spiritual tidak dihitung. Sebab, dalam kenyataannya kebahagiaan tidak hanya ditentukan oleh tingkat kemakmuran, tetapi juga ketenangan batin. Jadi kita tidak bisa serta merta mengatakan bahwa kesejahteraan sosial di negara-negara kaya(Amerika Serikat dan Jepang) adalah jauh lebih baik dibanding di negara-negara miskin (misal Bhutan dan Nepal). Karena, tingkat kejahatan dan tingkat bunuh diri di negara-negara kaya tersebut lebih tinggi di banding negara-negara miskin.
Angka statistik PDB
Indonesia yang dilaporkan oleh Badan Pusat Statistik hanya mencatat
kegiatan-kegiatan ekonomi formal. Karena itu, statistik PDB belum mencerminkan
seluruh aktivitas perekonomian suatu negara. Misalnya, upah pembantu rumah
tangga di Indonesia tidak tercatat. Begitu juga dengan kegiatan petani buah
yang langsung menjual produknya ke pasar.
Di negara-negara berkembang, keterbatasan kemampuan pencatatan lebih disebabkan oleh kelemahan administratif dan struktur kegiatan ekonomi masih didominasi oleh kegiatan pertanian dan informal. Tetapi di negara-negara maju, kebanyakan kegiatan ekonomi yang tak tercatat disebabkan oleh karena kegiatan tersebut merupakan kegiatan ilegal atau melawan hukum. Padahal, nilai transaksinya sangat besar. Misalnya, kegiatan penjualan obat bius dan obat-obat terlarang lainnya.
Di negara-negara berkembang, keterbatasan kemampuan pencatatan lebih disebabkan oleh kelemahan administratif dan struktur kegiatan ekonomi masih didominasi oleh kegiatan pertanian dan informal. Tetapi di negara-negara maju, kebanyakan kegiatan ekonomi yang tak tercatat disebabkan oleh karena kegiatan tersebut merupakan kegiatan ilegal atau melawan hukum. Padahal, nilai transaksinya sangat besar. Misalnya, kegiatan penjualan obat bius dan obat-obat terlarang lainnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar