Sebagai makhluk budaya dan sosial serta yang lainnya, manusia mutlak membutuhkan keindahan disetiap segi dan aspek hidupnya. Baik yang berhubungan dengan dirinya sendiri, orang lain, lingkungan hidup dimana ia tinggal, peralatan, aksesori, kesenangan/ hoby, hal hal sepiritual dan lain sebagainya. Manusia merasa lega, puas, mantap, percaya diri, tenang, bahagia dan terasa indah, jika semua yang diinginkan dapat terwujut seperti yang diharapkan/ dibutuhkan. Segala usaha dilakukan manusia untuk meningkatkan kualitas dan memenuhi kebutuhan hidupnya agar menjadi lebih indah, bahagia dan lebih tentram.
Pendukung dari keindahan adalah manusia. Manusia yang bermasyarakat yang memiliki kapasitas dan perananya sebagai pengguna, pelestari, dan pengembang. Tentunya manusia harus menjalankan tugas dengan sebaik-baiknya sebagaimana yang telah disebutkan tadi. Hasil karya manusia berupa ilmu pengetahuan dan teknologi, seni, bangunan gedung, menara, kriya dan peralatan peralatan yang dihasilkan oleh manusia sebelumnya, maupun di jamanya. Semua itu merupakan bentuk atau wujud daripada suatu keindahan yang berasal dari manusia.
Keindahan merupakan sesuatu yang berharga, berfaedah atau bermanfaat.
Estetika yang merupakan bagian atau memiliki hubungan dari suatu keindahan. Keguaaan estetika ialah untuk meningkatkan kualitas harkat dan martabat manusia. Dengan mengekpresikan/ mengaktualisasikan kemampuanya, manusia berarti melakukan aktivitas, berkreasi, melakukan kegiatan, dan berusaha agar menghasilkan sesuatu yang dapat meningkatkan hidupnya menjadi lebih baik/ bermutu.
Estetika bermanfaat untuk meningkatkan cita rasa, supaya kehidupan manusia menjadi lebih bahagia, tentram, damai, seperti yang menjadi tujuan hidup setiap manusia. Keindahan berguna untuk menjadikan seseorang lebih manusiawi dan bermartabat. Maka, keindahan pada hakikatnya merupakan dambaan setiap manusia, karena dengan keindahan itu manusia merasa nyaman hidupnya. Melalui suasana keindahan itu perasaan kemanusiaannya tidak akan terganggu dan kehidupannya terasa damai dan tentram.
Selasa, 29 Maret 2011
Senin, 28 Maret 2011
Manusia Dan Keindahan Jilid 1
Berbicara soal manusia dan keindahan tentu
sangat berkaitan erat antara keduanya. Manusia yang merasakan,
mengalami, dan mencicipi suatu keindahan, hal yang demikian adalah
merupakan hubungan antara manusia dengan keindahan. Juga masih banyak
kaitan lainnya yang dapat dihubungkan antara manusia dengan
keindahan.
Keindahan sendiri tidaklah hanya diciptakan
oleh suatu benda atau yang lainnya. Tetapi keindahan itu dapat
diciptakan sendiri oleh manusia, bahkan tanpa disadari manusia
tersebut merupakan objek dari suatu keindahan. Dari situlah,
asal-asal dari keindahan dapat diketahui dan menikmatinya dengan
jelas.
Cara menikmati dari suatu keindahan pun
bermacam-macam raganya atau bermacam-macam indera yang dapat
dirasakan dan dialami. Tergantung bagaimana keberadaan suatu
keindahan tersebut. Diantaranya adalah dapat dilihat, dirasakan,
didengarkan, dipikirkan, diraba, dan lain sebagainya.
Keindahan juga dapat dibilang abstrak, namun
sebagian besar keindahan itu adalah konkret, maksudnya nyata adanya.
Keindahan abstrak mungkin hanya dapat diraih dengan cara dirasakan
atau dipikirkan atau juga dapat dikhayalkan. Namun keindahan
konkretlebih mudah diambil suatu nilai keindahannya, seperti dengan
cara dilihat, diraba, dan lain sebagainya.
Antara manusia dan keindahan memang tidak dapat
dipisahkan, karena pada umumnya bagi manusia yang mengalami
permasalahan dalam hidupnya seperti permasalahan rohani, dengan salah
satu obatnya yaitu keindahan. Masalah tersebut mungkin akan
tersalurkan dan tingkat kekonflikannya dapat direda karena adanya
kepuasan dari suatu keindahan yang dialaminya.
Manusia Dan Penderitaan Jilid 2
Untuk
mengobati hati yang mengalami penderitaan, sebelumnya perlu diketahui
tanda- tanda hati yang sedang gelisah (hati yang sakit). Penyebab
penderitaan juga macam-macam. Ia datang kepada kita dalam bentuk
sakit, gagal dalam usaha, diperlakukan secara tidak adil, mengalami
duka cita karena kematian orang yang kita kasihi, musibah seperti
bencana alam. Singkatnya ada banyak penyebab penderitaan. Apa pun
penyebabnya, penderitaan selalu ada. Ia seperti bayang-bayang yang
selalu menyertai hidup.
Hal lain yang menimbulkan penderitaan terhadap seseorang adalah merasakan suatu keinginan atau dorongan yang tidak dapat diterima atau menimbulkan keresahan, gelisah, atau derita. Maka ia pun berusaha menjauhkan diri dari lingkup kesadaran atau perasaannya. Akhirnya, keinginan atau dorongan itu tertahan dalam alam bawah sadar. Namun, sering orang itu mengekspresikan keinginan atau dorongan itu secara tidak sadar atau dengan ucapan yang keliru. Sehingga orang tersebut dapat dikatakan mengalami depresi.
Apabila
manusia melalaikan salah satu darinya, atau kurang sungguh-sungguh
menghadapinya padahal manusia itu sendiri sudah mengetahui apa saja
penyebab dari penderitaan yang telah dialaminya, maka akibatnya
manusia akan menderita. Bila manusia itu sudah berkeluarga, maka
penderitaan juga dialami oleh keluarganya bahkan sampai anak cucunya
nanti. Penderitaan semacam itu terjadi tidak lain tidak bukan adalah
karena kesalahannya sendiri. Oleh karena itu, hindarilah daripada
penyebab-penyebab terjadinya pendiritaan dalam diri.
Obat agar penderitaan hilang dari diri manusia, atau setidaknya dapat meringankan penderitaan yang dialaminya di antaranya adalah melakukan kepasrahan. Kepasrahan karena yakin bahwa kekuasaan Tuhan memang jauh lebih besar dari dirinya, akan membuat manusia merasakan dirinya kecil dan menerima takdir. Dalam kepasrahan demikianlah akan diperoleh suatu kedamaian dalam hatinya, sehingga secara berangsur akan berkurang penderitaan yang dialaminya. Juga selalu memiliki jiwa bersyukur dan menerima segalanya bahwa Tuhan tidak memberikan cobaan yang lebih berat dari batas kemampuan seorang manusia atau hambanya.
Obat agar penderitaan hilang dari diri manusia, atau setidaknya dapat meringankan penderitaan yang dialaminya di antaranya adalah melakukan kepasrahan. Kepasrahan karena yakin bahwa kekuasaan Tuhan memang jauh lebih besar dari dirinya, akan membuat manusia merasakan dirinya kecil dan menerima takdir. Dalam kepasrahan demikianlah akan diperoleh suatu kedamaian dalam hatinya, sehingga secara berangsur akan berkurang penderitaan yang dialaminya. Juga selalu memiliki jiwa bersyukur dan menerima segalanya bahwa Tuhan tidak memberikan cobaan yang lebih berat dari batas kemampuan seorang manusia atau hambanya.
Manusia Dan Penderitaan Jilid 1
Penderitaan
merupakan kenyataan yang harus dijalani manusia di dunia ini. Di
dunia penderitaan manusia bermacam-macam, ada yang berat dan ada juga
yang ringan. Namun, peranan individu juga menentukan berat-tidaknya
tingkat penderitaan tersebut. Suatu kejadian yang dianggap
penderitaan oleh seseorang, belum tentu merupakan penderitaan bagi
orang lain. Dapat pula suatu penderitaan merupakan langkah awal untuk
mencapai keberhasilan, karena telah bangkit daripada keterpurukan
yang telah dialaminya.
Akibat penderitaan yang pernah dialami. Ada yang mendapat hikmah besar dari suatu penderitaan, ada pula yang menyebabkan kegelapan dalam hidupnya. Oleh karena itu, penderitaan belum tentu tidak bermanfaat. Contoh penderitaan yang mendatangkan hikmah ialah penderitaan yang menimpa pemimpin besar umat Islam, yang terjadi pada diri Nabi Muhammad. Ayahnya wafat sejak Nabi dua bulan di dalam kandungan ibunya. Kemudian, pada usia 6 tahun, ibunya wafat. Dari peristiwa ini dapat dibayangkan penderitaan yang menimpa Nabi, sekaligus menjadi saksi sejarah sebelum ia menjadi pemimpin yang paling berhasil memimpin umatnya.
Penderitaan juga dapat timbul akibat noda dosa pada hati manusia, contohnya adalah orang yang suka iri hati, hasad, dengki akan menderita hukuman lahir-batin, akan merasa tidak puas dan tidak kenal berterima kasih. Padahal dunia tidak berkekurangan untuk orang-orang di segala zaman. Allah SWT telah memberi ilmu dan kekayaan atau kekuasaan-Nya, karena itu penderitaan-penderitaan lahir ataupun batin akan selalu menimpa orang-orang yang mempunyai sifat iri hati, hasad, dengki selama hidupnya sampai akhir kelak.
Akibat penderitaan yang pernah dialami. Ada yang mendapat hikmah besar dari suatu penderitaan, ada pula yang menyebabkan kegelapan dalam hidupnya. Oleh karena itu, penderitaan belum tentu tidak bermanfaat. Contoh penderitaan yang mendatangkan hikmah ialah penderitaan yang menimpa pemimpin besar umat Islam, yang terjadi pada diri Nabi Muhammad. Ayahnya wafat sejak Nabi dua bulan di dalam kandungan ibunya. Kemudian, pada usia 6 tahun, ibunya wafat. Dari peristiwa ini dapat dibayangkan penderitaan yang menimpa Nabi, sekaligus menjadi saksi sejarah sebelum ia menjadi pemimpin yang paling berhasil memimpin umatnya.
Penderitaan juga dapat timbul akibat noda dosa pada hati manusia, contohnya adalah orang yang suka iri hati, hasad, dengki akan menderita hukuman lahir-batin, akan merasa tidak puas dan tidak kenal berterima kasih. Padahal dunia tidak berkekurangan untuk orang-orang di segala zaman. Allah SWT telah memberi ilmu dan kekayaan atau kekuasaan-Nya, karena itu penderitaan-penderitaan lahir ataupun batin akan selalu menimpa orang-orang yang mempunyai sifat iri hati, hasad, dengki selama hidupnya sampai akhir kelak.
Baik
dalam Al Quran maupun kitab suci agama lain banyak surat dan ayat
yang menguraikan tentang penderitaan yang dialami oleh manusia atau
berisi peringatan bagi manusia akan adanya penderitaan. Tetapi umunya
manusia kurang mempethatikan peringatan tersebut, sehingga manusia
mengalami penderitaan.
Hal demikianlah yang menyebabkan manusia selalu dalam keterpurukan
dan menyebabkan manusia jatuh kepada jalan kehancuran.
Langganan:
Postingan (Atom)